Oleh: Sri Purwanti, AMd.KL
Mengurai memori dua belas tahun silam
Selepas subuh, berkawan kabut dan udara yang menusuk tulang
Berjibaku memasang puluhan Liwa roya
Untuk menyambut calon kawan seperjuangan dunia akhirat
Bukan lambaian janur kuning sebagaimana lazimnya
Tak ada juga panggung untuk pertunjukan wayang sebagai bagian dari prosesi
Tanpa hingga bingar musik sebagai pemanis
Entah jurus lobi macam apa yang engkau pakai,sehingga orang tua ku luluh untuk mengikuti skenario kita
Karena bagi yang mengazamkan diri untuk menghabiskan sisa usia di jalan dakwah
Setiap momen dalam hidupnya adalah syiar
Termasuk momen penting untuk melanjutkan estafet perjuangan
Momen awal untuk mencetak pewaris tongkat estafet
Maka kita memilih mensyiarkan bendera Rosulullah dalam momen sakral kita,
Bukan melestarikan urf yang bertentangan dengan syara
Puluhan Liwa roya berbaris indah sepanjang jalan
Sebagi petunjuk jalan
Karena calon partner dunia akhirat bukan tipe laki-laki yang suka ngapel
Mengantar berkas saja beberapa kali kesasar
Dan tanpa ada komunikasi di antara kita, kecuali lewat sepupu
Maka Panji itu yang menjadi petunjuk jalan mu menuju tempat wali ku
Dulu aku adalah cucu kesayangan dari sesepuh di tanah kelahiran ku,
Gadis yang selalu dalam pantauan dari para "penjaga"
Gadis yang selalu di sediakan dan di cukupi semua keperluannya
Namun bersama mu lah, aku merasakan arti hidup yang sebenarnya
Bahkan dirimu lah yang Allah pilih untuk menghalau para "penjaga" itu
Partner dunia akhirat ku, dulu aku merasa biasa saja,
Karena kita memang awalnya tidak saling mengenal,
Namun seiring perjalanan waktu,
Aku menyadari Dirimu lah anugrah Allah yang terindah,
Yang sabar membimbing, mengayomi ,dan mendidik ku
Bukan hanya sebagai suami, namun kadang berperan sebagai Ayah dengan segala petuah nya
Kadang menjadi sahabat tempat berbagi keluh- kesah
Kadang sebagai kawan debat ketika mendiskusikan suatu permasalahan
Bahkan dirimu tak sungkan mengambil peran, ikut bersama mengasuh buah hati kita.
Mendiskusikan tumbuh kembang mereka
Bahkan merencanakan pendidikan mereka
Atau malah membersihkan sampah yang berserakan, karena ulah para pasukan
Partner dunia akhirat ku, banyak jalan terjal berliku yang telah kita lewati
Banyak onak dan duri yang merintangi
Namun karena kita berazam menikah di jalan dakwah, Allah kuat kan kita bersama meniti jalan ini
Kalau dulu aku merasa kita sama- sama beruntung karena di persatukan oleh Allah,
Namun kini ku menyadari, diriku lah yang lebih beruntung di persatukan dengan mu
Diriku lah yang beruntung karena engkau pilih untuk mendampingi perjuangan mu,
Menjadi ibu dari anak-anak mu
Diriku lah yang beruntung karena engkau bimbing untuk menjadi kuat dan mandiri
Diriku lah yang beruntung karena engkau ajarkan agar berani terbang tinggi untuk menguatkan sayap
Partner dunia akhirat ku
Ketika lelah menyapa kita, mari kembali mengurai kenangan tentang Panji yang menemani awal kebersamaan kita
Mengingat doa yang tersemat dalam nama anak-anak sehingga tak larut dalam kelelahan dan kefuturan
Semoga jemari mu tak pernah lelah mengengam tangan ini agar tetap seiring sejalan
Semoga kaki kita bisa saling menopang jika salah satu sedang kelelahan
Semoga bisa menemani mu sampai ke Jannah nya
Karena ku pasti cemburu jika bidadari yang menemanimu
Bantu ku memantaskan diri untuk menjadi bidadari syurga mu.
0 Komentar