Resume pertemuan keduabelas
Oleh Sri Purwanti, A.Md.K.L.
Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, banyak hal terlewati, banyak proses telah dilalui.
Begitu pula dengan proses belajar bersama KBMN PGRI batch 28. Tak terasa sudah sampai pada pertemuan keduabelas.
Pertemuan kali ini membahas tentang pentingnya proofreading sebelum mempublikasikan sebuah tulisan.
Malam hari ini Bapak Susanto, S.Pd. selaku pemateri didampingi oleh Ibu Helwiyah, S.Pd., M.M. yang bertugas sebagai moderator.
Ibu Ewi, sapaan akrab Ibu Elwiyah membuka forum dengan quote.
"Bagi pemikir, buah pikirnya hanya akan bersemayam dalam pikiran jika tak diucapkan dan ditulis
Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak dituliskan
Bagi penulis, tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan.Bagi penulis media, tulisannya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan.Maka, ucapkan dan tuliskan yang ada dalam pikiran. Publikasikan dan bukukan apa yang sudah ditulis, agar banyak orang yang dapat membacanya.Abadi dalam bentuk kumpulan buah pikiran yang tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku.
Bu Ewi mengajukan pertanyaan terkait tulisan yang salah, ejaan dan typo pengetikan. Tentu ini berkaitan dengan apa yang harus dilakukan oleh penulis tulisannya dipublish.
Profil narasumber Bapak Susanto S.Pd. yang akrab dipanggil dengan Pak Dsus berikut kita tampilkan profil beliau:
https://blogsusanto.com/kalimatmu-kepanjangan/
Pak DSus menjelaskan bahwa setelah menulis, tahapan yang dilakukan adalah melakukan swasunting. Minimal ada empat tahapan yang harus dilakukan.
Proofreading adalah membaca ulang kembali untuk memeriksa sebuah penulisan untuk mengetahui apakah ada yang salah atau tidak sebelum tulisan itu di publikasikan/diterbitkan atau dibukukan. Proofreading sangat berguna untuk meminimalisir kesalahan pada saat kita menulis untuk dipublikasikan di media atau cetak dalam bentuk buku.
Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca, tetapi juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang dibaca bisa diterima logika dan dipahami.
Oleh karena itu seorang proofreader harus memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak?
2. Susunannya sudah tepat atau belum?
3. Substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak?
Kita harus melakukan proofreading agar bisa meminimalisir kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu tahap ini sebaiknya tidak kita lewatkan. Terutama jika kita berniat untuk menerbitkan karya tulis agar bisa dibaca oleh khalayak luas atau mempublikasikan, baik di blog pribadi, maupun di media lain.
Kapan kita melakukan proofreading? beberapa saat setelah selesai menulis. menurut Pak DSus kita tidak boleh terburu-buru mengirimkan artikel. Kita endapkan terlebih dahulu beberapa saat (bisa menit bisa jam) untuk melihat kembali (review) tulisan adalah hal bijaksana yang harus dilakukan. Penggunaan bahasa baku dan tidak baku serta aturan teknis berkaitan dengan ejaan sesuai dengan EYD.
Memeriksa tulisan dilakukan setelah tulisan selesai, bukan ketika kita sedang melakukan penulisan/tulisan masih jalan separuh (baru dua paragraf), dan sebagainya. Seorang penulis harus bertindak sebagai seorang calon pembaca.
Proofreading adalah proses peninjauan kembali sebuah teks
dilihat dari aspek kebahasaan dan penulisannya. Tujuannya untuk mengecek kembali bahwa teks atau esai yang akan
diserahkan sudah bebas dari kesalahan pengetikan (typo), kesalahan ejaan, kesalahan grammar, atau kesalahan-kesalahan
mendasar lainnya.
Dalam proses editing, orangnya disebut editor, memeriksa lebih dari itu. Untuk penerbit mayor, biasanya editor menyesuaikan dengan misi perusahaan penerbitan, standar tulisan.
Proses proofreading sangat penting agar tulisan kita sesuai dengan kaidah kepenulisan yang baik dan benar sebelum dicetak atau dipublikasikan ke media.
Semangat merangkai kata, meninggalkan jejak bagi peradaban.
2 Komentar
Selain menulis harus juga melakukan proofreading agar tulisan kita berkualitas dan jauh dari typo
BalasHapusIyya, memaksakan jadi editor tulisan sendiri meski rasanya mata sudah juling ðŸ¤
BalasHapus