Oleh Sri Purwanti, A. Md. K. L.
(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)
RUANGINSPIRASIBUNDA.COM-- Bulan Ramadan pasti akan disambut dengan sukacita baik orang dewasa maupun anak-anak. Mereka biasanya akan memiliki kesan tersendiri dibandingkan dengan bulan lain, meskipun anak belum sepenuhnya memahami hakikat bulan Ramadan.
Momen ini bisa menjadi saat yang tepat bagi orang tua untuk mengenalkan kewajiban seorang Muslim pada bulan yang penuh berkah ini. Meskipun ketika anak belum baligh belum terkena taklif (beban hukum) bukan berarti belum bisa dipahamkan tentang kewajiban sebagai umat Islam. Karena salah satu kewajiban orang tua adalah mendidik anak agar paham ajaran agamanya, sebagaimana yang disebutkan oleh Rasullulah saw. dalam sebuah hadis yang artinya: “Dari sahabat Jabir bin Samurah ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Pengajaran seseorang pada anaknya lebih baik dari (ibadah/pahala) sedekah satu sha,’” (HR At-Tirmidzi).
Orang tua bisa mengenalkan ibadah puasa dengan cara yang menyenangkan. Sehingga ketika mereka sudah baligh akan familiar dengan ibadah puasa dan bisa menunaikan dengan baik.
Kita bisa mengenalkan ibadah puasa secara bertahap sesuai dengan usia dan kemampuannya. Kita juga bisa melibatkan mereka dengan aktivitas yang dilakukan selama Ramadan.
Namun sebelum mengajak anak berpuasa, hendaknya kita memperhatikan beberapa hal misalnya kondisi kesehatan anak. Karena pendekatan untuk mengenalkan ibadah puasa kepada anak memerlukan cara yang berbeda-beda, sesuai kondisi kesehatan dan kesiapan anak.
Kita bisa mengajak anak mempersiapkan buka bersama. Biarkan mereka membantu semampunya. Kita juga bisa memberikan reward menu favorit jika mereka bisa mencapai target puasa yang telah disepakati.
Salat tarawih biasanya akan membuat anak tertarik, karena ketika salat jamaah di masjid bisa bertemu banyak orang. Mereka bisa belajar salat berjamaah sekaligus bersosialisasi dengan orang dewasa. Ketika salat berjamaah di masjid mereka akan mempelajari banyak hal, termasuk posisi shaf ketika salat.
Kita juga bisa mengajak mereka tadarus bersama. Sehingga mengetahui sejauh mana kemampuan anak dalam membaca Al-Qur'an. Dengan begitu anak akan lebih semangat mempelajari Al-Qur'an beserta maknanya. Keyakinan anak terhadap kebenaran Al-Qur'an harus dipupuk sedini agar bisa menancap kuat. Karena ini merupakan konsekuensi dari rukun iman yang ketiga, bulan Ramadan bisa menjadi waktu yang pas, karena biasanya setiap masjid menyelenggarakan tadarus bersama.
Aktivitas sahur merupakan hal yang agak berat bagi anak. Karena mereka harus bangun pagi buta, untuk santap sahur. Kadang ada drama susah bangun, atau bahkan tidak mau bangun sama sekali. Untuk menyiasati hal ini ini bisa mengatur jam tidur malam anak. Semakin larut mereka tidur, maka akan semakin susah bangun.
Anak juga bisa kita ajak salat subuh berjamaah di masjid, dilanjutkan dengan rihlah tipis-tipis sembari menunggu matahari terbit. Selain bisa membuat anak gembira, juga mencegah mereka tidur setelah subuh yang bisa membuat mereka lemas dan kurang bersemangat ketika siang hari.
Sesekali kita bisa mengajak anak ngabuburit sembari berbagi takjil. Selain membuat anak bahagia kegiatan ini sekaligus menjadi ajang untuk mengenalkan indahnya berbagi. Harapannya selepas bulan Ramadan anak akan memiliki kebiasaan bersedekah yang terjaga sampai mereka dewasa.
Ada banyak cara untuk menjadikan bulan Ramadan ananda lebih berwarna dan bermakna. Memang memerlukan kreativitas, namun jika kita berhasil membentuk habits yang baik selama bulan Ramadan maka akan semakin mudah mengarahkan anak-anak untuk mencintai dan mengamalkan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari.
Wallahu a'lam bishawab
1 Komentar
Luar Biasa...
BalasHapus