Resume pertemuan ke-17
Ruanginspirasibunda-- Alhamdulillah atas nikmat iman, nikmat sehat, dan nikmat waktu luang sehingga bisa terus ikut berburu ilmu. Tak terasa proses belajar bersama KBMN PGRI batch 28 sudah sampai pada pertemuan ke-17.
Pertemuan kali ini ditemani oleh Ibu Dr.Hj. E. Hasanah, M.Pd. selaku narasumber dan Bapak Sin Chung Wei, SP. selaku moderator. Narasumber adalah seorang penulis dan pengawas berprestasi tingkat nasional. Beliau merupakan pakar dalam menulis puisi. Memiliki dua buku solo dan 78 buku antalogi.
Materi yang disampaikan pada pertemuan kali ini tentang "Tips Handal Menulis Puisi"
Ibu Hasanah menjelaskan tentang pengertian puisi sesuai KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yaitu:
1. Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait;
2. Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus;
3. Sajak.
Sementara itu pengertian puisi menurut HB Jassin adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.
Puisi merupakan kaya sastra yang memiliki struktur yang khas.
Struktur puisi meliputi:
🌻 Bentuknya baris-bait
🌻 Diksi: pemilihan kata indah dan memiliki kekuatan makna
🌻Majas: bahasa kias untuk mengungkapkan isi hati penyair
🌻Rima: persamaan bunyi di akhir baris untuk memunculkan keindahan bunyi.
Karya sastra puisi itu terikat oleh rima, irama, matra, larik, dan bait.
Rima, adalah bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi dan menggambarkan perasaan penulisnya.
Sementara irama, adalah pengulangan bunyi yang biasanya tersusun rapi dalam sebuah puisi.
Matra, adalah ukuran banyaknya tekanan irama.
Larik, adalah baris dalam puisi, bisa satu kata, bisa frase, bisa pula sebuah kalimat.
Bait, merupakan bagian dari teks berirama yang terdiri dari beberapa baris yang tersusun harmonis, menyerupai pengertian paragraf dalam sastra atau tulisan bebas. Pengertian lain, bait ialah satu kesatuan dalam puisi yang terdiri atas beberapa baris atau larik.
Puisi bisa dibedakan menjadi dua jenis yaitu puisi lama dan puisi baru.
Puisi lama merupakan puisi yang terikat oleh aturan-aturan, meliputi jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan (rima), banyak suku kata pada tiap baris.
Ciri-ciri puisi lama
✅Tidak diketahui nama pengarangnya
✅Penyampaian dari mulut ke mulut
✅Sangat terikat pada aturan, misalnya jumlah baris pada tiap bait.
Jenis puisi lama:
1. Mantra: ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Contoh: mantra untuk mengobati orang dari makhluk halus.
2. Pantun: puisi yang bercirikan sajak a-b-a-b, setiap bait terdiri dari empat baris. Tiap baris terdiri 8-12 suku suku kata, dua baris pertama sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat isi.
3.Talibun: pantun genap yang setiap bait terdiri dari 6,8,10 baris.
Puisi baru merupakan puisi yang tidak terikat oleh aturan, bentuknya lebih bebas dibandingkan dengan puisi lama. Baik dari segi baris, suku kata maupun rima.
Ciri puisi baru:
✅ Memiliki bentuk yang rapi dan sistematis (sama)
✅ Persajakan akhir teratur
✅ Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola lain
✅ Sebagian besar puisi empat seuntai (baris)
Puisi baru ada beberapa jenis
1. Balada: puisi yang berisi kisah/cerita
2. Himne: puisi pujaan untuk orang yang berjasa. Nada dan gaya bersifat resmi, menyanjung pribadi tertentu
3. Epigram: puisi yang berisi tuntunan/ ajaran hidup
4. Romansa: puisi berisi luapan cinta kasih
5. Elegi: puisi yang berisi ratap tangis/ kesedihan
6. Satire: puisi yang berisi sindiran/kritik
Narasumber juga menjelaskan bagaimana cara menulis puisi.
Menulis puisi tentu berbeda dengan membuat tulisan yang lain. Karena
saat menulis puisi, penulis harus melibatkan perasaan dan imajinasi. Sebab, puisi yang indah adalah puisi yang paling imajinatif yang sesuai dengan perasaan yang dimilikinya. Namun, yang sulit adalah bagaimana cara mengungkapkan perasaan ke dalam kata-kata tersebut. Oleh karena itu kita membutuhkan langkah-langkah membuat puisi yang baik dan memiliki hasil sesuai keinginan.
Berikut langkah-langkah menulis puisi yang baik.
1. Tentukan tema dan judul puisi
Sebelum memulai menulis puisi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tema yang sesuai dengan puisi yang ingin dibuat. Misalnya, tentang bencana alam, romantisme, religius, kemanusiaan, cinta tanah air, dan lain-lain.
Judul puisi harus menyatakan keseluruhan isi puisi yang dibuat. Kita harus memastikan judul terdiri dari beberapa kata yang jelas dan padat. Dengan begitu, seseorang yang melihat judul puisi kita akan langsung tertarik untuk membaca puisi tersebut.
2. Rangkai puisi dengan diksi dan rima yang tepat
Langkah selanjutnya adalah bagaimana cara menulis puisi dan merangkai kalimat dengan pilihan kata yang indah. Kita bisa mencatat beberapa diksi yang akan digunakan, lalu mulai untuk merangkai kata di dalam puisi. Selain itu, penulis harus menentukan rima yang tepat. Sebab ini merupakan ciri khas yang dimiliki oleh puisi. Rima memiliki arti suatu pengulangan bunyi dalam suku kata yang terdapat dalam puisi.
Beberapa jenis rima yang sering digunakan saat menulis puisi, yaitu:
📝Rima sempurna, yaitu rima yang memiliki akhiran suku kata sama, seperti ma-lang, ma-ti, pa-lang, ha-ti, dan lainnya.
📝Rima tak sempurna, yaitu rima yang memiliki akhiran suku kata sama, namun terdapat di beberapa bagian saja. Misalnya, pulang dan tukang berakhiran sama.
📝Rima berpeluk, yaitu pengulangan kata baris pertama berima sama dengan baris keempat, sedangkan baris kedua berima sama dengan baris ketiga. Rumusnya adalah a-b-b-a.
Rima bersilang, yaitu rima yang berakhiran kata selang seling, yaitu a-b-a-b.
📝Rima rangkai, yaitu rima yang terdapat pada kata-kata berakhiran sama secara beruntun. Misalnya, a-a-a-a-b-b-b-b.
📝Rima kembar, yaitu pengulangan kata sama setiap dua kalimat sekali, seperti a-a-b-b-c-c-d-d, dan seterusnya.
📝Rima patah, yaitu suatu rima yang tidak beraturan, sehingga rima ini seringkali disebut sebagai bentuk rima bebas.
3. Memakai majas sesuai tema puisi yang dibuat
Jika sudah menemukan diksi dan rima yang tepat, maka saatnya memasukkan unsur majas dalam puisi tersebut.
Ada beberapa jenis majas yang biasa digunakan dalam sebuah puisi, diantaranya:
🏵️.Majas personifikasi, yaitu suatu majas yang membandingkan antara benda mati dengan manusia.
Misalnya, Angin seakan membisikkan suatu ingatan padaku.
🏵️ Majas metafora, yaitu majas yang membandingkan dua objek berbeda, tetapi masih memiliki makna sama.
Misalnya, raja siang hadir untuk membawa kehangatan.
🏵️ Majas asosiasi. yaitu majas yang membandingkan dua objek berbeda dengan makna berbeda pula. Misalnya, Kamu terlihat seperti tupai yang menggulung buah kelapa.
🏵️Majas hiperbola, yaitu suatu majas yang dilakukan untuk mengungkapkan sesuatu secara berlebihan.
Misalnya, wajahnya bak bidadari yang ada di surga.
🏵️ Majas sarkasme, yaitu majas yang ditulis dengan ungkapan kasar secara langsung. Misalnya, Suaranya jelek membuat gendang telingaku sakit.
4. Tentukan bait yang akan digunakan
Dengan memperhatikan bait, karya puisi akan lebih menarik dan terlihat indah. Rangkaian diksi serta majas yang disusun akan memberikan ruh terhadap puisi tersebut. Sehingga, setiap kali ada orang yang membacanya, maka mereka akan merasakan emosi atau perasaan yang disampaikan oleh penyairnya.
5. Gunakan imajinasi untuk mengembangkan puisi
Imajinasi dalam menulis puisi sangat diperlukan agar puisi semakin berkembang dan menarik untuk dibaca.
Kita bisa mencoba menulis puisi dengan gambaran imajinasi yang luas. Setiap kata demi kata yang kita buat, harus menggambarkan apa yang akan disampaikan kepada para pembaca.
Puisi bisa kita jadikan salah satu media dalam mengungkapkan perasaan, hasil pemikiran secara indah dan menarik sehingga bisa mempengaruhi para pembaca.
Semangat merangkai diksi menjadi sebuah puisi.
Salam literasi ✊✊✊
0 Komentar