Oleh. Sri Purwanti, A.Md.K.L.
(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)
Ada beberapa trik yang bisa digunakan untuk membuat tulisan kita tidak hanya dibaca, tapi juga diingat. Beberapa di antaranya adalah menulis sesuai dengan target pembaca, mengikutsertakan emosi pembaca, serta menggunakan gaya bercerita yang menarik.
Berikut adalah langkah-langkah dan strategi yang bisa membantu kita membuat tulisan yang bisa memikat pembaca.
Pertama mengenali target pembaca
Sebagai penulis kita harus memahami siapa yang akan membaca tulisan kita. Dengan mengetahui target pembaca, kita bisa menyesuaikan bahasa, gaya penulisan, serta tema yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.
Misalnya, jika kita menulis untuk remaja, gaya penulisan yang santai dan informatif dengan bahasa yang akrab bisa lebih tepat. Di sisi lain, jika target pembaca adalah profesional di bidang tertentu, tulisan dengan bahasa formal dan argumen yang berbasis data akan lebih relevan.
Selain itu, mengenali masalah, kekhawatiran, dan impian/harapan target pembaca juga bisa memberikan panduan kepada penulis dalam menyusun konten. Apabila pembaca merasa tulisan tersebut secara langsung berhubungan dengan hidup mereka, mereka akan merasa lebih terhubung dan tertarik untuk terus membaca.
Untuk melancarkan tahap ini kita bisa membuat kerangka tulisan dari beberapa pertanyaan yang kita ajukan kepada diri kita sendiri. Misalnya tanyakan pada diri sendiri, apa yang mereka (pembaca) cari dari tulisan ini? Masalah apa yang mereka hadapi, dan bagaimana tulisan ini bisa membantu memecahkan dan memberi solusi atas permasalahan yang mereka hadapi.
Kedua, menggerakkan emosi pembaca
Emosi adalah kunci dalam menciptakan keterlibatan yang mendalam dengan pembaca. Sebuah tulisan yang berhasil memikat emosi pembaca akan jauh lebih diingat daripada sekadar menyajikan fakta-fakta atau argumen rasional.
Sebagai penulis, kita harus bisa menciptakan suasana emosional yang tepat dalam tulisan. Ini bisa berarti menggugah rasa penasaran, menginspirasi, membuat pembaca tertawa, atau bahkan menggerakkan mereka hingga air mata. Untuk itu, penting bagi kita untuk memahami bagaimana kata-kata dan kalimat yang kita tulis dapat mempengaruhi suasana hati dan perasaan pembaca.
Kalimat sederhana yang mengandung makna mendalam sering kali lebih efektif daripada deskripsi panjang yang penuh kata-kata rumit.
Ketiga menggunakan gaya bercerita yang menarik.
Gaya bercerita yang memikat dan tidak terkesan menggurui adalah salah satu senjata ampuh dalam menarik perhatian pembaca.
Kita juga bisa membuat kombinasi kalimat panjang dan pendek secara tepat. Kalimat pendek memberikan kecepatan dan urgensi, sementara kalimat yang lebih panjang bisa memberikan kedalaman. Kombinasi keduanya akan membuat tulisan Anda lebih enak dibaca.
Sebaiknya kita menghindari kalimat yang terlalu banyak koma tapi sedikit titik biasanya membuat pembaca merasa jenuh dan terkesan ngoyo (ngos-ngosan) ketika membaca. Meskipun tema yang diangkat menarik sering kali hal seperti ini bisa mengurangi daya tarik tulisan yang kita hasilkan.
Keempat buat pembaca agar merasa terlibat dalam tulisan.
Tulisan yang baik tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga mengundang pembaca untuk berpikir dan berinteraksi. Salah satu cara terbaik untuk membuat pembaca merasa terlibat adalah dengan mengajukan pertanyaan yang menggugah atau membuat pernyataan yang memancing diskusi.
Pertanyaan retoris dapat membuat pembaca merasa bahwa mereka adalah bagian dari percakapan, bukan sekadar pendengar pasif. Selain itu, kita juga bisa menggunakan teknik mengatasi penolakan dengan menjawab potensi pertanyaan atau keberatan yang mungkin muncul dalam benak pembaca.
Kelima mengakhiri tulisan dengan kesan mendalam.
Kesimpulan yang kuat adalah kunci untuk meninggalkan kesan yang mendalam pada pembaca. Setelah semua yang kita sampaikan dalam tulisan, pembaca harus merasa bahwa mereka telah mendapatkan sesuatu yang berharga. Ini bisa berupa wawasan baru, pemahaman yang lebih baik tentang topik, atau bahkan perasaan bahwa mereka telah melakukan perjalanan emosional.
Kita bisa menyampaikan ajakan, misalnya mengajak pembaca untuk merenungkan, bertindak, atau menggali lebih dalam topik yang telah kita bahas. Maupun mengajak mereka berpikir pilihan mana yang akan mereka ambil jika disodorkan dua solusi yang berbeda.
Menulis merupakan sebuah proses yang melibatkan hati dan pikiran. Oleh karena itu kita harus sering berlatih agar lebih peka menangkap ide yang sesuai dengan target pembaca kita.
Konsisten menulis meskipun hanya beberapa paragraf akan mengasah kemampuan kita dalam memilih diksi yang tepat. Memainkan dengan apik sehingga bisa menggugah perasaan dan pikiran pembacanya.
Wallahu a'lam bishawab
0 Komentar