Berbicara dengan Hati Melalui Tarian Jemari



Oleh. Sri Purwanti, A.Md.K.L.
( Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)


RuangInspirasiBunda.Com--Menulis merupakan salah satu cara "berbicara" lewat rangkaian kata-kata. Kadang-kadang berbicara lewat tulisan justru lebih efektif dibandingkan dengan ucapan secara langsung.
Oleh karena itu menulis bisa kita jadikan salah satu uslub untuk menyampaikan syiar Islam (berdakwah). Melihat perkembangan teknologi yang berkembang pesat, dan didukung dengan informasi yang terus mengalir dengan cepat, tulisan menjadi wasilah yang efektif untuk berdakwah. Karena, saat ini banyak orang yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berselancar di medsos untuk update informasi dibandingkan dengan duduk dan diskusi dengan sesamanya.

Di satu sisi banyak orang merasa lebih tergugah ketika membaca tulisan daripada mendengar ucapan secara langsung. Alasan ini bukan hanya karena tulisan memungkinkan pembaca untuk merenung lebih dalam, tetapi juga karena tulisan memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide dengan lebih terstruktur dan mendalam.

Menulis juga dapat menjadi jembatan penting bagi mereka yang merasa kesulitan untuk menyampaikan ide secara lisan. Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk berbicara di depan umum atau menjelaskan sesuatu secara spontan. Seringkali, pikiran yang ingin disampaikan terdengar kacau atau kurang jelas ketika diucapkan, terutama jika disampaikan dalam situasi yang mendesak atau penuh tekanan. Menulis, di sisi lain, memberikan ruang dan waktu bagi seseorang untuk berpikir, mengolah ide, dan menyusunnya dengan cara yang lebih teratur.

Selain itu, menulis juga memiliki kelebihan dalam hal penyampaian pesan yang lebih personal dan mendalam. Dalam sebuah tulisan, seorang penulis dapat mengungkapkan perasaan, pemikiran, dan pengalaman pribadi yang mungkin sulit disampaikan secara lisan. Tulisan memungkinkan pembaca untuk masuk dan menyelami dunia sang penulis, merasakan apa yang dirasakan penulis, dan memahami pesan dengan cara yang lebih emosional dan reflektif. Ini sangat penting dalam dakwah, di mana tujuan utamanya adalah menyentuh hati dan mengubah cara pandang seseorang terhadap kehidupan.

Menulis sebagai sarana dakwah pun telah dicontohkan oleh banyak ulama dan intelektual Muslim sejak zaman dahulu. Sejarah mencatat, banyak karya besar dalam literatur Islam yang ditulis oleh para ulama sebagai bentuk dakwah dan pendidikan. Buku-buku, risalah, surat, dan artikel yang mereka tulis menjadi alat penyebaran ilmu dan pemahaman Islam yang terus dibaca hingga kini. Tulisan-tulisan ini tidak hanya menjadi warisan intelektual, tetapi juga menjadi sarana dakwah yang melintasi zaman dan generasi.

Banyak jenis tulisan yang bisa kita gunakan sebagai media dalam berdakwah seperti artikel di media sosial, blog, buku baik fiksi maupun non-fiksi, atau bahkan tulisan singkat dalam bentuk status atau tweet yang mengandung pesan moral dan nilai-nilai islami. Bahkan saat ini kita dimudahkan dengan keberadaan platform-platform yang memungkinkan pesan dakwah disampaikan secara lebih luas dan menjangkau berbagai kalangan.

Namun, kita juga harus menyadari menulis sebagai bentuk dakwah pasti memerlukan keahlian tertentu. Seorang penulis sekaligus aktivis dakwah harus memahami bagaimana cara menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif. Ini meliputi pemilihan kata yang tepat, penyusunan kalimat yang baik, serta penyampaian argumen yang logis dan berdasarkan dalil-dalil yang kuat. Selain itu, penulis juga perlu memahami audiens yang akan menjadi target dakwahnya. Setiap audiens memiliki latar belakang, kebutuhan, dan tingkat pemahaman yang berbeda, sehingga pendekatan dakwah melalui tulisan harus disesuaikan agar pesan dapat diterima dengan baik. Sehingga tulisan tersebut mampu menyentuh hati pembaca dan menginspirasi mereka untuk merenung dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Kendala lain yang sering dihadapi dalam menulis adalah rasa tidak percaya diri. Banyak orang merasa bahwa tulisan mereka tidak cukup baik atau bahwa mereka tidak memiliki keahlian menulis. Padahal, menulis adalah keterampilan yang bisa dipelajari dan diasah dengan latihan yang konsisten. Seperti halnya berbicara di depan umum, menulis juga memerlukan keberanian untuk mencoba dan terus mengembangkan diri. Dalam konteks dakwah, niat yang tulus untuk menyebarkan kebaikan dan ajaran Islam seharusnya menjadi motivasi utama yang mengalahkan segala rasa ragu dan ketakutan. Salah satu solusinya adalah dengan bergabung dalam komunitas literasi yang memang fokus dengan syiar lewat tulisan.

Selain sebagai sarana dakwah, menulis juga memiliki manfaat lain yang tidak kalah penting. Menulis dapat menjadi bentuk ibadah yang mendatangkan pahala, jika dilakukan dengan niat yang ikhlas dan tujuan yang benar. Menulis juga bisa menjadi sarana untuk memperdalam pemahaman kita terhadap ajaran Islam, karena melalui menulis kita dituntut untuk mempelajari, merenungkan, dan menyampaikan kembali apa yang telah kita pelajari. Bahkan, menulis bisa menjadi bentuk terapi bagi diri sendiri, sebagai cara untuk mengolah perasaan, mengatasi masalah, dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Aktivitas menulis adalah salah satu cara untuk meninggalkan jejak kebaikan yang akan terus mengalirkan pahala, bahkan setelah kita tiada. Tulisan yang bermanfaat dan mengandung pesan kebaikan akan terus dibaca dan diamalkan oleh orang lain, menjadi amal jariyah yang pahalanya tidak akan terputus. 

Sebagai seorang Muslim, menulis adalah salah satu cara kita untuk berkontribusi dalam menyebarkan cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan aktivitas menulis ini sebagai wasilah dakwah, untuk menyebarkan kebaikan dan memperkuat iman. Saatnya berbicara dengan hati melalui tarian jemari, agar keindahan Islam bisa dirasakan oleh seluruh umat manusia.

Wallahu a'lam bishawab 

Posting Komentar

6 Komentar

  1. Dulu aku nulisnya nyampah mbak, curhat2 gak jelas, itu masa kuliah tahun 2008an, wkwkwk dah tua ya. Nah, setelah aku memahami bs jadi amal jariyah, maka aku mulai menulis yg baik, yg manfaat, masyaallah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama kak, sebelum mengenal strong why saya juga begitu, Alhamdulillah setelah banyak berinteraksi dengan kawan-kawan yang lain yang lebih dulu terjun di dunia kepenulisan jadi bisa mengubah niat

      Hapus
  2. Wah setuju bgt,banyak fungsi dari menulis.salah satunya menyebarkan agama kita atau menyebarkan kebaikan. InshaAllah ya. Walau kadang aku masih nulis suka2, kadang curhatan haha.Lumayan jadi sarana healing juga hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kak, menulis itu healing yang mudah dan murah, dibandingkan dengan metode lain

      Hapus
  3. memang banyak banget ya mbak manfaat dari menulis ini. tapi jujur aku masih belum berani menulis untuk sarana dakwah karena kayaknya kok berat banget bebannya. tapi semoga saja tulisanku tetap bisa bermanfaat buat para pembacaku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya Rabb, menulis untuk meninggalkan jejak semoga kelak anak cucu kita bisa napak tilas

      Hapus