Oleh. Sri Purwanti, A.Md.K.L.
(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)
RuangInspirasiBunda.Com--Bulan Maulid memang identik dengan bulan kelahiran Rasulullah. Banyak umat Islam mengadakan seremonial untuk memperingatinya. Mulai dari acara sederhana sampai acara tabligh/pengajian akbar yang menghadirkan ustaz/ustazah kondang. Semua dilakukan sebagai perwujudan rasa cinta kepada Rasulullah Sang Panutan. Lantas cukupkah rasa cinta hanya diwujudkan sebatas seremonial semata?
Cinta adalah emosi yang sangat kuat dan memiliki berbagai bentuk serta manifestasi dalam kehidupan manusia. Di antara cinta yang paling agung dan penuh berkah adalah cinta kepada Rasulullah Muhammad saw. Namun, cinta kepada beliau bukanlah sekadar kata-kata yang terucap di bibir, bukan hanya sebuah klaim atau pengakuan tanpa makna. Cinta kepada Rasulullah memiliki konsekuensi yang nyata, yang menuntut pembuktian dalam bentuk kecintaan kepada ajarannya, syariat yang dibawanya, serta pengamalan ajaran-ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Makna Cinta kepada Rasulullah
Sebagai umat Islam, kita diperintahkan untuk mencintai Rasulullah lebih dari mencintai diri kita sendiri, orang tua, anak, dan semua makhluk lainnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sampai ia mencintaiku lebih dari ia mencintai ayahnya, anaknya, dan seluruh manusia." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa cinta kepada Rasulullah adalah salah satu tolok ukur kesempurnaan iman. Namun, cinta ini bukanlah sekadar perasaan emosional atau kecintaan yang berbasis kasih sayang semata, melainkan harus diiringi dengan tindakan nyata. Bentuk cinta yang sejati kepada Rasulullah tercermin dalam ketaatan kepada apa yang beliau ajarkan dan syariat yang beliau bawa. Seorang muslim yang benar-benar mencintai Rasulullah tidak mungkin mengabaikan ajaran-ajaran beliau, apalagi menentang atau meremehkannya.
Cinta yang Diwujudkan dengan Mencintai Ajaran Rasulullah
Cinta kepada Rasulullah berbanding lurus dengan cinta kepada ajaran yang beliau bawa. Ajaran Rasulullah adalah petunjuk dari Allah yang disampaikan untuk keselamatan manusia di dunia dan akhirat. Setiap wahyu yang disampaikan Rasulullah merupakan rahmat bagi seluruh alam, dan dengan mengikuti ajarannya, kita mendapatkan keberkahan serta petunjuk yang lurus dalam hidup ini.
Ajaran Rasulullah mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari akidah, ibadah, muamalah, hingga akhlak. Dengan mencintai ajarannya, seorang Muslim akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan tuntunan-tuntunan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Seseorang yang mencintai Rasulullah akan berusaha untuk memahami ajaran-ajaran beliau dengan cara mempelajari Al-Qur’an dan hadis-hadis sahih. Mereka akan mencurahkan waktu dan usaha untuk mengenal lebih jauh tentang syariat Islam yang disampaikan oleh Rasulullah, serta memahami makna di balik ajaran tersebut.
Seorang Muslim juga memiliki kewajiban untuk menyampaikan dan menyebarkan ajaran tersebut kepada orang lain(berdakwah). Ini adalah salah satu bentuk kecintaan yang sangat mulia, karena dengan menyebarkan ajaran Islam, kita turut membantu orang lain dalam menemukan jalan kebenaran.
Cinta kepada Rasulullah juga tercermin dalam sikap membela ajaran-ajaran beliau dari berbagai serangan atau distorsi yang mencoba merusaknya. Di zaman modern ini, kita sering menemui berbagai upaya untuk merendahkan atau memutarbalikkan ajaran Islam. Maka, sebagai umat yang mencintai Rasulullah, kita harus memiliki sikap tegas dalam mempertahankan kemurnian ajaran beliau. Tidak terperdaya dengan intrik-intrik sari pihak yang tidak menyukai Islam tegak secara sempurna.
Cinta Rasulullah, Cinta Syariatnya
Syariat Rasulullah adalah pedoman hidup yang lengkap dan sempurna, mencakup semua aspek kehidupan manusia. Allah telah menjadikan Rasulullah sebagai suri teladan terbaik bagi umat manusia. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
"Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."(TQS. Al-Ahzab: 21)
Syariat Rasulullah mencakup tuntunan ibadah, akhlak, hukum-hukum muamalah, serta aturan-aturan sosial dan politik yang semuanya bertujuan untuk membawa kesejahteraan dan kedamaian bagi manusia. Mencintai syariat Rasulullah berarti menjalankan perintah dan menjauhi larangannya. Mencintai Rasulullah berarti berusaha untuk menjalankan segala perintah yang beliau sampaikan dari Allah dan menjauhi larangan-larangan yang beliau tetapkan. Misalnya, kewajiban menutup aurat, menjaga pergaulan dengan lawan jenis, salat, puasa, zakat, berdakwah amar makruf nahi mungkar serta berbagai amal shalih lainnya yang merupakan bagian dari syariat Islam.
Mencintai syariat Rasulullah juga berarti berusaha mengikuti sunah beliau dalam berbagai aspek kehidupan. Rasulullah adalah teladan sempurna dalam segala hal, mulai dari cara beribadah, cara berinteraksi dengan sesama, bagiamana bertoleransi dengan umat agama lain tanpa merusak akidah sebagai seorang Muslim, hingga bagaimana menghadapi berbagai ujian dan tantangan hidup.
Syariat Islam yang dibawa Rasulullah mengajarkan keadilan, kasih sayang, dan kemaslahatan bagi umat manusia. Dengan mencintai syariat beliau, seorang muslim akan selalu berusaha menegakkan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat, serta menghindari berbagai bentuk kezaliman dan ketidakadilan.
Cinta kepada Rasulullah harus diwujudkan dalam bentuk pengamalan ajaran dan syariatnya dalam kehidupan sehari-hari. Inilah manifestasi cinta yang paling nyata. Allah Ta’ala berfirman:
Rasulullah saw. tidak hanya datang dengan membawa risalah, tetapi juga menjadi teladan dalam cara mengamalkannya. Cinta yang sejati kepada beliau tidak mungkin terpisah dari ketaatan kepada syariat yang beliau sampaikan. Seorang yang mencintai Rasulullah akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyesuaikan kehidupannya dengan ajaran beliau.
Cinta kepada Rasulullah saw. bukanlah sekadar perasaan tanpa arah. Namun cinta sejati yang harus dibuktikan dengan tindakan nyata. Mencintai syariatnya, menerapkan dalam seluruh sendi kehidupan. Dengan mencintai ajaran dan syariat Rasulullah, kita tidak hanya menunjukkan cinta kepada beliau, tetapi juga berupaya mendekatkan diri kepada Allah dan meraih rida-Nya. Karena cinta kepada Rasulullah sejatinya adalah cinta yang berbuah ketaatan, keberkahan, dan keselamatan dunia akhirat.
Wallahu a'lam bishawab
0 Komentar