Oleh. Sri Purwanti, A.Md.K.L.
(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)
RuangInspirasiBunda.Com--Menulis adalah salah satu aktivitas yang memberikan kebahagiaan mendalam bagi saya. Dalam dunia yang penuh dengan hiruk-pikuk dan kesibukan, menulis menawarkan ruang untuk berhenti sejenak, merenung, dan mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran dan hati. Setiap kali saya duduk di depan layar atau kertas kosong, saya merasa bebas untuk mengekspresikan diri, tanpa terbatas oleh aturan atau ekspektasi orang lain.
Bagi saya aktivitas menulis tidak hanya berhenti pada diri sendiri, tetapi juga mampu menjadi sarana berbagi dan menebarkan kebaikan kepada orang lain. Bahkan, melalui tulisan, saya merasa bisa memperpanjang usia dan meninggalkan warisan yang bermanfaat untuk anak cucu pad amasa yang akan datang.
Menulis sebagai Ekspresi Diri
Salah satu alasan utama mengapa menulis membuat saya bahagia adalah karena menulis memberi saya kebebasan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan yang mungkin sulit diungkapkan secara verbal. Ada banyak hal yang sering kali berputar di dalam pikiran saya ide-ide, pertanyaan, kegelisahan, atau bahkan kebahagiaan yang sulit dijelaskan. Menulis memungkinkan saya untuk menyusun semua itu menjadi kata-kata yang teratur dan jelas.
Ada kepuasan tersendiri ketika berhasil mengekspresikan perasaan atau pikiran yang sebelumnya hanya tersimpan di dalam kepala. Proses menulis menjadi semacam terapi yang menenangkan. Saya dapat mencurahkan apa pun yang saya rasakan tanpa takut dihakimi atau disalahpahami. Bahkan ketika tulisan tersebut tidak dibaca oleh orang lain, saya merasa lega karena telah berhasil mengeluarkan isi hati dan pikiran saya.
Menulis juga memberi ruang untuk kreativitas. Saya dapat memainkan kata-kata, menyusun cerita, atau menggali ide-ide baru yang sebelumnya belum pernah saya pikirkan. Kreativitas dalam menulis ini tidak hanya membebaskan pikiran saya, tetapi juga memberikan kebahagiaan karena saya merasa mampu melahirkan sesuatu yang bermakna dari sekadar rangkaian kata.
Berbagi dengan Orang Lain
Kebahagiaan dalam menulis tidak hanya terletak pada proses mengekspresikan diri, tetapi juga pada kesempatan untuk berbagi apa yang saya miliki dengan orang lain. Ketika saya menulis, saya merasa memiliki wadah untuk menyampaikan pengalaman, pengetahuan, dan pandangan saya kepada orang lain. Dalam tulisan, saya dapat membagikan pelajaran hidup yang saya dapatkan, nasihat yang saya anggap penting, atau sekadar pandangan pribadi yang mungkin bisa memberikan inspirasi bagi orang lain.
Berbagi melalui tulisan memiliki dampak yang luar biasa. Terkadang, hal-hal kecil yang saya tuliskan ternyata mampu menyentuh hati orang lain, memberikan mereka wawasan baru, atau bahkan menghibur mereka di saat mereka sedang merasa down. Rasanya sangat membahagiakan ketika saya tahu bahwa tulisan saya bisa bermanfaat bagi orang lain, meskipun hanya sedikit. Hal ini mengingatkan saya pada sabda Rasulullah saw. yang artinya : “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.” Menulis adalah salah satu cara bagi saya untuk berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama, meskipun hanya melalui kata-kata.
Dalam era digital seperti sekarang, menulis juga memungkinkan saya untuk menjangkau lebih banyak orang. Tulisan yang saya bagikan di blog, media sosial, atau platform online lainnya bisa diakses oleh siapa saja, kapan saja. Ini memberi saya kesempatan untuk menyebarkan kebaikan secara lebih luas. Setiap kali saya menulis dengan tujuan berbagi kebaikan, saya merasa seperti menabur benih yang suatu saat nanti akan tumbuh menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
Menebarkan Kebaikan Melalui Tulisan
Bagi saya, menulis bukan sekadar hobi atau aktivitas yang menyenangkan. Menulis adalah wasilah untuk menebarkan kebaikan. Setiap kata yang ditulis dengan niat baik dan tujuan yang mulia memiliki potensi untuk mengubah hidup seseorang, meskipun dalam skala yang kecil. Saya selalu berusaha untuk menulis hal-hal yang positif, menginspirasi, dan bermanfaat. Karena saya percaya bahwa tulisan yang baik bisa menjadi salah satu jalan dakwah dan ladang pahala.
Ketika menulis, saya selalu berusaha untuk menyertakan pesan-pesan kebaikan, entah itu dalam bentuk nasihat, motivasi, atau sekadar pengingat bagi diri saya pribadi untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Saya yakin bahwa setiap tulisan yang mengandung kebaikan akan terus menyebar dan memberikan dampak positif, meskipun mungkin kita tidak menyadarinya. Tulisan memiliki daya jangkau yang tak terduga. Bisa jadi, apa yang saya tuliskan hari ini akan dibaca oleh seseorang di masa depan dan mengubah cara pandang mereka terhadap suatu hal.
Menulis dengan niat menebarkan kebaikan juga memberikan kebahagiaan tersendiri karena saya merasa bahwa saya telah melakukan sesuatu yang berarti. Setiap kali saya menyelesaikan sebuah tulisan yang berisi pesan positif, saya merasa puas karena telah berkontribusi, meskipun kecil, dalam upaya menyebarkan kebaikan di dunia ini.
Menulis Bisa Memperpanjang Usia
Salah satu hal yang paling saya syukuri dari menulis adalah kemampuannya untuk memperpanjang usia. Bukan dalam arti fisik, tetapi melalui warisan yang ditinggalkan. Setiap tulisan yang saya buat adalah bagian dari diri saya yang akan terus ada, bahkan setelah saya tiada. Tulisan-tulisan tersebut akan terus hidup dan dibaca oleh generasi-generasi berikutnya. Inilah salah satu cara untuk memperpanjang usia, yakni melalui karya yang bermanfaat dan berdampak.
Rasulullah saw bersabda: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau doa anak yang saleh.” (HR. Muslim). Menulis adalah salah satu cara untuk meninggalkan “ilmu yang bermanfaat.” Setiap tulisan yang mengandung ilmu, kebaikan, atau nasihat yang bermanfaat akan menjadi pahala yang terus mengalir meskipun kita sudah tidak ada di dunia ini.
Hal ini memberikan motivasi besar bagi saya untuk terus menulis. Saya ingin tulisan-tulisan saya menjadi warisan yang bermanfaat, sesuatu yang bisa dibaca, dipelajari, dan diambil hikmahnya oleh orang lain. Dengan menulis, saya merasa bisa meninggalkan jejak yang lebih abadi daripada sekadar kehidupan dunia yang sementara ini. Selama jemari masih bisa menari maka saya akan selalu berusaha untuk berkarya, meninggalkan jejak bagi peradaban.
Menulis adalah sumber kebahagiaan yang tak ternilai bagi saya. Dalam menulis, saya menemukan kebebasan untuk mengekspresikan diri, mengeluarkan isi hati, dan mengatur pikiran yang sering kali berantakan.
Menulis bisa membuatku menjadi diri sendiri tanpa terbebani tuntutan dari mana pun.
Menulis juga memberi kesempatan untuk berbagi apa yang saya miliki dengan orang lain, memberikan dampak positif, dan menebarkan kebaikan. Dengan menulis, saya merasa lebih hidup, lebih bermakna, dan lebih bahagia.
Semangat melemaskan jemari, semangat berkarya, agar kita bisa hidup selamanya.
Wallahu a'lam bishawab
0 Komentar