Oleh. Sri Purwanti, A.Md.K.L.
(Founder Rumah Baca Cahaya Ilmu)
RuangInspirasiBunda.Com--Dalam Islam, Rasulullah Muhammad saw. bukan hanya seorang nabi, tetapi juga suri teladan yang sempurna. Allah Swt. mengutus beliau sebagai rahmat bagi seluruh alam. Seorang utusan yang membawa wahyu terakhir, (Al-Qur'an), dan menjadi pedoman hidup bagi umat manusia hingga akhir zaman.
Bagi setiap Muslim, mencintai Rasulullah dan mengikuti ajarannya bukan sekadar pilihan, melainkan kewajiban yang tak terelakkan. Mengapa demikian? Karena mencintai Rasulullah merupakan bagian dari keimanan.
Dalam Al-Qur'an, Allah Swt. memerintahkan umat Islam untuk mencintai Rasulullah dengan tegas. Di dalam surah At-Taubah ayat 24, Allah Swt. berfirman:
"Katakanlah, 'Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, keluarga-keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya'. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (TQS. At-Taubah: 24)
Ayat ini menunjukkan bahwa mencintai Allah dan Rasul-Nya haruslah berada di atas cinta kita terhadap hal-hal duniawi. Cinta kepada Rasulullah adalah bagian dari keimanan. Tidaklah sempurna iman seorang Muslim sampai ia mencintai Rasulullah melebihi kecintaannya kepada diri sendiri, keluarganya, harta bendanya, dan segala hal di dunia ini.
Rasulullah saw. menegaskan dalam sabdanya: "Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai aku lebih ia cintai daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anak-anaknya, dan seluruh manusia." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini memperlihatkan bahwa mencintai Rasulullah bukan sekadar anjuran, melainkan bagian dari esensi keimanan. Jika seorang Muslim tidak memiliki cinta kepada Rasulullah, maka imannya belumlah sempurna.
Rasulullah adalah teladan sempurna bagi siapa pun yang ingin memperoleh keridaan Allah dan kebahagiaan di akhirat. Rasulullah tidak hanya menyampaikan wahyu, tetapi juga mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Segala aspek kehidupan beliau dari ibadah, akhlak, hingga interaksi sosial merupakan cerminan dari ajaran Islam yang murni.
Dalam kehidupan modern, kita sering kali dihadapkan pada berbagai pilihan dan tantangan yang bisa membingungkan. Namun, dengan meneladani Rasulullah, kita dapat menemukan jalan yang benar. Misalnya, dalam hal menghadapi ujian dan kesulitan hidup, kita bisa belajar dari ketabahan dan kesabaran Rasulullah saat menghadapi berbagai cobaan dalam perjuangannya menyebarkan Islam. Beliau selalu menunjukkan sikap optimis, tawakal kepada Allah, dan tidak pernah berputus asa.
Cinta kepada Rasulullah tidak bisa dilepaskan dari cinta kepada Allah Swt . Dalam Al-Qur'an, Allah Swt. berfirman:
"Katakanlah (Muhammad), Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (TQS. Ali Imran: 31)
Ayat ini menunjukkan bahwa cinta kepada Allah harus dibuktikan dengan mengikuti Rasulullah. Jika kita ingin meraih cinta Allah, maka kita harus mengikuti ajaran Rasulullah. Mengikuti ajaran Rasulullah berarti menjalankan segala yang beliau sampaikan, baik dalam bentuk perintah, larangan, maupun teladan perbuatan.
Rasulullah saw. sendiri adalah cerminan dari wahyu Allah. Beliau tidak pernah berbicara atau bertindak berdasarkan keinginan pribadi, melainkan semuanya atas petunjuk Allah. Hal ini ditegaskan dalam surah An-Najm ayat 3-4 yang artinya: "Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."
Dengan demikian, mengikuti Rasulullah berarti mengikuti jalan yang telah ditetapkan oleh Allah. Inilah bentuk cinta sejati seorang Muslim kepada Sang Pencipta.
Seorang Muslim yang mencintai dan mengikuti Rasulullah akan memperoleh keberkahan dalam hidupnya. Rasulullah saw. adalah perantara hidayah Allah bagi umat manusia. Dengan menjalankan ajaran-ajarannya, kita akan terhindar dari kesesatan dan keburukan. Beliau tidak hanya membimbing kita dalam urusan akhirat, tetapi juga dalam kehidupan termasuk mencari solusi atas segala permasalahan yang dihadapi.
Rasulullah telah memberikan pedoman-pedoman yang jelas tentang bagaimana kita seharusnya berinteraksi dengan orang lain, menjalankan ibadah, berbisnis, hingga membangun masyarakat. Semua aspek kehidupan ini diatur sedemikian rupa agar membawa keberkahan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.
Mencintai Rasulullah juga akan menumbuhkan rasa kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama Muslim. Rasulullah saw. mengajarkan pentingnya ukhuwah Islamiyah, persaudaraan sesama Muslim, yang menjadi fondasi dalam membangun komunitas Islam yang kuat dan harmonis. Dengan mengikuti ajaran beliau, kita akan lebih peduli pada nasib saudara-saudara seiman tanpa tersekat batas geografis suatu negara.
Mencintai Rasulullah dan mengikuti ajarannya adalah sebuah keniscayaan bagi setiap Muslim. Cinta ini bukan hanya merupakan tuntutan iman, tetapi juga jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan meneladani Rasulullah, kita dapat menjalani hidup dengan penuh keberkahan, menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama, dan yang paling utama, memperoleh keridhaan Allah Swt.
Sebagai umat yang beriman, sudah sepatutnya kita menempatkan Rasulullah di hati kita, menjadikannya teladan dalam setiap aspek kehidupan, dan terus berusaha untuk mengikuti jejak langkah beliau. Agar kelak kita termasuk umat yang mendapatkan syafaat di hari kiamat.
Wallahu a'lam bishawab
0 Komentar